Kkn Tematik Percepatan Vaksinasi 2021: Untuk Segala Fakultas?
Pengabdian terhadap masyarakat yaitu salah satu persyaratan bagi mahasiswa dalam mengatasi studinya di perguruan tinggi. Pada biasanya, cara kerja Kuliah Cara Kongkrit (KKN) dibuat gelanggang bagi para mahasiswa sebagai komponen dari masyarakat gotong royong, untuk mengimplementasikan ilmu-ilmu yang sudah mereka pelajari selama berada di tempat duduk kuliah.
Kesehatan masyarakat menjadi urgensi utama di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia hampir dua tahun baru-baru ini. Kabar yang sungguh-sungguh fundamental ini terus ditingkatkan kualitasnya melewati pelbagai upaya. KKN Tematik ‘Program Percepatan Vaksinasi Rutin dan Pencegahan Covid-19 di Jawa Tengah’, dihadirkan sebagai salah satu upaya untuk menolong masyarakat dan pemerintah dalam meningkatkan kwalitas kesehatan masyarakat. Tapi, apakah program yang dibuka bagi mahasiswa dari tiap fakultas di Universitas Diponegoro ini akan bisa menjadi wadah pengimplementasian ilmu-ilmu mahasiswa ke dalam praktik kongkret di tengah masyarakat? Mengingat tak segala bet 10 ribu jurusan relevan dengan tema pengabdian ini. Mari simak laporannya berikut ini.
Mahasiswa Luar Jateng Tak Boleh Meniru Program Tim?
Sebanyak delapan belas kabupaten dan kota di Jawa Tengah diatur sebagai lokasi KKN Tematik ‘Program Percepatan Vaksinasi Rutin dan Pencegahan Covid-19 di Jawa Tengah’ yang diprakarsai oleh Universitas Diponegoro bersama dengan Unicef. Kurniawan Teguh Martono, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing dalam program KKN tematik ini menuturkan bahwa pemilihan lokasi pengabdian didasarkan atas data kesehatan yang didapat dari Unicef.
“Delapan belas Kabupaten dan Kota ini, data vaksinasinya belum optimal, kita berkeinginan memaksimalkannya,” ungkapnya saat dihubungi Kenapa OPINI melewati telepon WhatsApp pada Kamis (28/10).
Kurniawan menambahkan bahwa vaksinasi yang ada dalam program ini tak cuma vaksinasi Covid-19 saja, tetapi juga termasuk vaksinasi rutin, seperti vaksinasi untuk balita, yang selama pandemi ini pengerjaan cara kerja vaksinasinya tak dapat optimal. Program KKN Tematik ini dikhususkan untuk mahasiswa yang bertempat tinggal di salah satu dari delapan belas lokasi penerjunan. Bukan diskriminasi kepada mahasiswa yang bertempat tinggal di luar delapan belas lokasi hal yang demikian, tetapi sebab universitas mengukur bahwa bagus pengerjaan aktivitas KKN ataupun output yang nantinya dibuat, akan bisa terlaksana dengan optimal jikalau mahasiswa mengenal dengan bagus situasi di kawasan penerjunan.
“KKN ini dijalankan di kampung halaman masing-masing, jadi kami mengambil benar-benar mahasiswa yang bertempat tinggal di delapan belas kabupaten dan kota tadi, sehingga dengan mengambil lokasi di kampung halaman masing-masing, mahasiswa itu mengerti situasi arus pandemi yang ada di areanya,” jelas Kurniawan.
Semua Dibuka untuk Berdasarkan Fakultas?
KKN Tematik “Program Percepatan Vaksinasi Rutin dan Pencegahan Covid-19 di Jawa Tengah” ini dibuka untuk segala fakultas yang ada di Undip tanpa terkecuali. Semua penuturan dosen Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ini, dengan dibukanya program KKN bertemakan “Kesehatan untuk Berdasarkan Fakultas”, diinginkan mahasiswa dari segala fakultas bisa berkontribusi dan dengan kontribusinya hal yang demikian bisa mempunyai kepedulian seputar vaksinasi serta dapat menjadi agen perubahan.
Kurniawan mengklaim bahwa mahasiswa nantinya tentu dapat mengimplementasikan ilmu-ilmu perkuliahannya dalam pengabdian KKN Tematik ini, mengingat kembali bahwa kesehatan yaitu aspek yang fundamental dalam kehidupan manusia. “Seperti di Teknik Komputer itu dalam kesehatan apa ya kaprah-kaprah, misalkan aku bangunkan cara beritanya yang nanti aku serahkan ke Puskesmas, jadi Puskesmas dapat mengamati data balita secara online, real time,” jelasnya.
KKN Reguler atau Tematik, Mana yang Lebih Saat?
Universitas Diponegoro mempunyai dua macam program KKN, ialah KKN reguler dan KKN tematik yang bisa dipilih oleh mahasiswa sebagai sarana pengabdian. Kedua macam KKN hal yang demikian mempunyai perbedaan yang mendasar dalam pengerjaan prosesnya. “KKN tematik ini ialah kebebasan bagi mahasiswa untuk memilihnya atau tak sebab nanti pada saatnya akan ada seleksi,“ ungkap Kurniawan.
Lebih lanjut, dosen Departemen Teknik Komputer Universitas Diponegoro ini memberi saran mahasiswa untuk memilih program KKN yang berdasarkan mereka ialah yang terbaik untuk mereka sendiri, entah itu reguler maupun tematik. “Optimal telah mengambil yang terbaik, harapannya nanti dapat lulus pas waktu,” tutupnya.
Implementasi Ilmu Perkuliahan yang Kurang Saya dalam Pengabdian
Bera Miranta, mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro, mengerjakan aktivitas KKN tematik di Desa Saradan, Kabupaten Sragen. Menurutnya kans untuk bisa mengerjakan KKN di tempat asal yaitu profit meniru KKN tematik ini, meski di sisi lain mahasiswa patut menyiapkan dan mengerjakan program kerjanya secara mandiri.
“Saya beratensi (meniru KKN tematik ‘Program Percepatan Vaksinasi Rutin dan Pencegahan Covid-19 di Jawa Tengah’) sebab menduga sekiranya kegiatannya tak jauh-jauh dari menolong pengerjaan vaksinasi. Saya membayangkan cara kerja KKN tematik ini ya nantinya menolong pihak dari Dinas Kesehatan maupun petugas-petugas kesehatan supaya masyarakat dapat seketika menerima vaksinasi Covid-19. Tim kegiatannya berbeda dari ekspektasiku,” jelas Bera saat dihubungi Kenapa OPINI pada Jumat (22/10).
Mahasiswa D4 Rekayasa Perancangan Mekanik angkatan 2019 hal yang demikian menerangkan bahwa program-program yang bisa dijalankan dalam KKN tematik ini tak mewajibkan mahasiswa berasal dari program studi yang berkaitan dengan kesehatan, sehingga mahasiswa dari tiap jurusan bisa ikut serta berkontribusi. Langsung latar belakang perkuliahannya tak relevan dengan tema KKN, mahasiswa konsisten dapat mengerjakan program seperti edukasi mengenai 3M (mencuci tangan, menerapkan masker, dan menjaga jarak), pemantauan pelajaran tatap muka di sekolah, dan lain sebagainya.
Melewati apa yang membedakan KKN tematik ini dengan KKN reguler atau KKN tematik lainnya? Bera menyuarakan, mahasiswa menerima tugas utama untuk mengeksekusi 2 program kerja dan juga program tambahan. Program kerja pertama patut dikonsentrasikan sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19, sementara program kedua mengarah pada pemberdayaan masyarakat mengenai program percepatan vaksinasi. Dalam tugas tambahannya, mahasiswa dipinta untuk mendata imunisasi apa saja yang sudah diterima oleh baduta (si kecil umur di bawah dua tahun) di lokasi penerjunan.
Mengingat KKN tematik ini yaitu program kolaborasi antara Unicef dengan Universitas Diponegoro, tiap harinya slot garansi 100 mahasiswa juga diwajibkan melaksanakan pemantauan pemakaian protokol kesehatan di 2 sekolah dan 1 daerah awam. Tim program-program hal yang demikian, memang akan sungguh-sungguh susah bagi peserta KKN tematik (dari jurusan yang tak terkait dengan tema KKN) untuk bisa mengimplementasikan ilmu-ilmu perkuliahan mereka dalam pengabdian ini.
“Di sini saya tak mengamati dari mana jurusanku atau kuliahku seputar apa. Berdasarkan lebih-lebih menurutku kemauan dan juga niat dari mahasiswa untuk berkontribusi pada program percepatan vaksinasi Covid-19, sebab (program ini) memang sungguh-sungguh urgent,” tutup Bera.
Antusiasme Mahasiswa kepada Program Tim
Cukup berbeda dari Bera, dengan ilmu pengetahuan kelautan yang dimiliki, Petrik Siano Okta Prima Lesmana mengaku bahwa dirinya kurang beratensi untuk meniru aktivitas pengabdian masyarakat ini. Mahasiswa Oseanografi angkatan 2019 ini lebih beratensi untuk meniru KKN tematik dengan tema yang memberi kans untuk bisa memakai ilmunya.
“Setahu aku program KKN tematik yang dilakukan (oleh mahasiswa Oseanografi) berupa program ke masyarakat serta program ke lingkungan. Program ke masyarakat berupa sosialisasi mengenai pelestarian laut dan pesisir meskipun program ke lingkungan berupa coastal clean up dan aksi relawan lainnya,” tuturnya terhadap Kenapa OPINI saat dihubungi melewati pesan WhatsApp (23/10).
Semua Petrik, minimnya sosialisasi di tingkat departemen juga menjadi salah satu penyebab kurangnya berita mengenai KKN dengan tema vaksinasi ini. Lebih lanjut, dia menerangkan bahwa susahnya mengendalikan waktu antara perkuliahan dan aktivitas KKN juga akan menjadi
keadaan sulit baginya jikalau menetapkan untuk berpartisipasi dalam KKN tematik ‘Program Percepatan Vaksinasi Rutin dan Pencegahan Covid-19 di Jawa Tengah’.
“Semua aku waktu yang pas untuk mengerjakan KKN ialah semester 6 mengingat praktikum yang banyak di semester 5. Terdapat mata kuliah penting pada semester ini sehingga sungguh-sungguh berisiko jikalau membagi waktu perkuliahan dengan KKN. Semester 6 mempunyai bobot praktikum yang lebih sedikit,” tutupnya.
Serta pentingnya program vaksinasi dalam penanganan pandemi Covid-19, wajar jikalau Universitas Diponegoro kemudian menerjunkan mahasiswanya supaya ikut serta berkontribusi. Langsung demikian, apakah pas jikalau program pengabdian ini diperuntukkan bagi mahasiswa dari segala fakultas? fakta di lapangan, hal ini akan menjadi tantangan yang susah bagi mahasiswa (terpenting dari jurusan yang kurang berkaitan dengan tema KKN) untuk bisa memakai ilmu perkuliahannya pada KKN tematik ini.
Dengan memastikan hal hal yang demikian karenanya akan timbul pertanyaan, manakah slot bet kecil yang lebih penting bagi mahasiswa? berkontribusi dalam menyukseskan program vaksinasi Covid-19 yang bersifat urgent, atau mengoptimalkan penggunaan ilmunya melewati pengabdian kepada masyarakat dalam kans lain? Tentu tiap mahasiswa akan mempunyai jawabannya masing-masing.
Tinggalkan Balasan